“Aku tidak takut akan hujan.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Dia datang, dia tidak datang, dia datang, dia tidak datang ,,,,” - Lee Soo Yeon Remaja
“Aku tidak menangis karena sedih, tapi karena angin. Angin yang membuat mataku berair.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Kenapa kau terus bersikap seperti ini padaku? Kalau aku tak memperdulikanmu seharusnya kau mengerti dan pergi.” - Han Jung Woo Remaja
“Apa kau pikir menyembunyikan wajahmu adalah segalanya? Apa kau pikir menyembunyikan kakimu adalah segalanya?” - Han Jung Woo Remaja
“Jangan menangis. Kau akan menangis karena angin bertiup kan? Angin yang membuatmu menangis.” - Han Jung Woo Remaja
“Rumahku sangat besar. Sampai angin dingin juga bertiup di dalam rumah dan itu membuatku menangis” - Han Jung Woo Remaja
“Sebagai manusia seharunya kau tahu malu.” - Han Jung Woo Remaja
“Sudah ku bilang yang kau butuhkan hanya satu teman, kalau hanya seperti ini tak akan membuatku takut. Kalau aku mulai benar-benar takut saat itulah aku akan mengabaikanmu” - Han Jung Woo Remaja
“Tapi anehnya setiap kali aku melihatnya, rasanya sakit meskipun sekarang sudah sembuh” - Lee Soo Yeon Remaja
“Sekarang tidak sakit kan? karena kau tidak bisa melihatnya lagi.” - Han Jung Woo Remaja
“Aku akan bertemu denganmu, karena aku hanya punya satu teman, Lee Soo Yeon” - Han Jung Woo Remaja
“Dia datang, dia tak datang .... dia datang, dia tak datang.... Jung Woo sedang menunggu hujan turun tapi aku menunggu salju pertama turun. Aku tak pernah menunggu apapun dalam hidupku. Aku selalu memikirkan melarikan diri. Tapi sekarang, aku suka menunggu. Dan juga, aku menyukai Jung Woo. Aku benar-benar menyukainya. Jung Woo bagaimana denganmu?” - Lee Soo Yeon Remaja
“Aku suka, aku tidak suka. Aku suka, aku tidak suka. Aku suka. Kalau tetesan hujan turun dan menciptakan lima gelombang, itu berarti aku menyukaimu. Aku merasa malu, tapi aku akan memberitahumu ketika hujan. Itulah hadiah kecilku untukmu.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Saat aku memanggilnya dia selalu menoleh dari kiri.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Bumi berputar, aku pasti sudah gila. Meskipun kau tetap disampingku tapi aku memikirkanmu.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Aku berharap kalau hari ini hujan. Aku terus memikirkanmu. Angin berhembus, aku memikirkanmu. Karena angin membuat mataku berair, aku memikirkanmu. Saat aku kelelahan berlari, aku memikirkanmu. Saat lampu berkedip, aku memikirkanmu. Dari lampu rumahku dibutuhkan 280 langkah, aku memikirkanmu.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Aku memikirkanmu. Orang yang menghapus kenangan burukku.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Apakah kau merasakan hembusan angin? Itu aku yang sedang menggenggam tanganmu dengan erat. Aku akan selalu berada di sampingmu.” - Lee Soo Yeon Remaja
“Jangan ceritakan pada siapapun akan kejadian hari ini. Karena kita adalah teman rahasia.” - Zoe / Soo Yeon
“Aku tak berani memimpikan apapun. Tapi ada satu hal yang aku ingin lakukan. Yaitu orang yang tak kelihatan.” - Zoe / Soo Yeon
“Aku ingin menjadi orang yang tak kelihatan oleh orang lain, jadi orang tak akan membenciku. Tapi aku hanya akan menunjukkan diriku padamu saja. Walau semua orang tak dapat melihatku, aku akan selalu nampak olehmu.” - Zoe / Soo Yeon
“Jika angin menggelitiki telingamu, itu berarti aku yang memanggil namamu. Cobalah bentangkanlah tanganmu saat angin bertiup. Whoossh.. angin melewatimu, bukan? Itulah aku yang memegang erat tanganmu.” - Zoe / Soo Yeon
“Janganlah menangis walau itu menyiksa matamu. Aku akan selalu berada di sisimu.Lee Soo Yeon, si tak nampak akan selalu nampak di hadapan Jung Woo.” - Zoe / Soo Yeon
“Perasaanku lebih tenang saat aku membenci semuanya. Tapi sekarang air mataku tak bisa berhenti. Rasanya aku ingin mati.” - Zoe / Soo Yeon
“Aku selau lelah, hingga aku tak mau mengingatnya. Tapi setelah aku melihatnya lagi sekarang, rasanya sangat menyenangkan melihatnya lagi.” - Zoe / Soo Yeon
“Orang tak dapat mengendalikan hatinya untuk bertemu orang lain.” - Zoe / Soo Yeon
“Tak peduli apapun yang aku lakukan, tak peduli kemanapun aku pergi, pastikan kalau kau selalu mencariku” - Zoe / Soo Yeon
“Jika kita bertemu lagi, janganlah kita pernah terpisahkan dan kita akan saling mencintai.” - Zoe / Soo Yeon
“Kau sekarang berada di sampingku. Aku pasti sudah gila, karena semua yang kubutuhkan cukup hanyalah dirimu.” - Zoe / Soo Yeon
“Walau ayah saya adalah seorang pembunuh, tapi saya tak mungkin membunuh orang lain.” - Zoe / Soo Yeon
“Karena seorang teman tak akan menyuruh temannya untuk membunuh orang lain.” - Zoe / Soo Yeon
“Laki-laki harus lari datang menemui jika memang benar-benar rindu” - Zoe / Soo Yeon
“Hanya karena ini bukan jenis cinta yang kau inginkan, bukan berarti aku tak pernah menyayangimu. Bagiku dan bagimu.. kita adalah satu-satunya keluarga yang kita miliki. Aku tak berpikir kalau semua di dirimu adalah kebohongan.” - Zoe / Soo Yeon
“Hari ini, aku hanya akan menunggumu. Hari ini saja, hari ini saja.” - Han Jung Woo
“Kenangan buruk telah hilang! Bersama, kita dapat memciptakan kenangan menyenangkan.” - Han Jung Woo
“Aku tak ingin menjadi sesuatu yang rahasia.” - Han Jung Woo
“Karena aku terlalu cepat. Aku pelari yang baik. Bahkan di kantorku sekarang, akulah yang paling cepat. Ketika aku harus mengejar... juga melarikan diri. Aku yang pertama.” - Han Jung Woo
“Teman rahasia itu membosankan. Bagaimana dengan pacar rahasia saja?” - Han Jung Woo
“Apakah kau memalingkan wajahmu adalah segalanya? Apakah kau marah adalah segalanya?” - Han Jung Woo
“Kau salah. Ia tak meninggalkanku. Jika ia belum datang, walau aku menunggunya, ini berarti ia sedang dalam perjalanan mengarah pulang.” - Han Jung Woo
“Aku tak ingin tanganmu diborgol, jadi ikutlah denganku dan katakan padaku yang sebenarnya. Hanya itu satu-satunya cara aku bisa menolongmu. Aku tak ingin melihatmu terluka lagi.” - Han Jung Woo
“Aku telah menaruh mantra jubah menghilang di jaket itu, jadi janganlah ragu untuk memakainya.” - Han Jung Woo
“Hanya karena mereka adalah anak seorang pembunuh, apakah berarti mereka membunuh orang? Karena mereka diperkosa, tak berarti mereka membunuh orang lain.” - Han Jung Woo
“Soo Yeon, seperti luka di atas kakimu, kau pasti sangat terluka saat melihatku, kan? Maafkan aku. Aku akan menunggumu,” - Han Jung Woo
“Karena ia merindukanku. Jadi, aku akan menunggunya.” - Han Jung Woo
“Karena kita sudah menunggu cukup lama, mari kita tunggu lebih lama lagi. Menangislah. Dan sebagai gantinya, ketika aku ingin menangis, berjanjilah untuk tetap berada di sisiku?” - Han Jung Woo
“Tak masalah jika kau membenciku. Itu berarti, kau menghabiskan satu menit di setiap harimu untuk memikirkan tentangku” - Han Jung Woo
“Melihat bagaimana kau tersenyum, itu berarti kau bahagia kan telah melihat ibumu?” - Han Jung Woo
“Hapus semua kenangan burukmu dan kau dapat membuat kenangan yang baru. Hanya kenangan baik.” - Han Jung Woo
“Apakah memberi maaf itu sedemikian mudahnya? Karena aku tahu, akan butuh waktu selamanya hingga orang itu memaafkan aku, maka aku akan berada di sisinya. Menunggu dan terus menunggu.” - Han Jung Woo
“Pelakunya sudah ditangkap. Tapi mengapa hatiku sangat sakit sekali? Yang ingin kukatakan sekarang adalah terimakasih karena kau tetap hidup. Terima kasih karena memungkinkan untukku untuk menunggumu.” - Han Jung Woo
“Jangan melihatku. Jika kau melihatku, pasti akan menyakitkan buatmu.” - Han Jung Woo
“Semuanya akan menjadi lebih baik jika kita terus mencoba. Melupakan juga, akan lebih bagus kalau aku terus mencoba, kan? Tak sekalipun aku pernah memikirkan itu, aku harus melupakannya.” - Han Jung Woo
“Jangan berpikir kalau aku akan menunggumu selamanya. Jika ia membuatmu menangis sekali lagi.. aku tak akan menunggumu untuk kembali. Aku akan datang untuk membawamu pergi bersamaku.” - Han Jung Woo
“Saat cintaku minum-minum sendirian, aku merasa sangat sedih.” - Han Jung Woo
“Cinta pertama? Ini bukan cinta pertama. Karena dulu aku melarikan diri seperti pengecut, cinta itu .. aku belum memulainya. Karena itulah aku mencarinya. Untuk mencintainya dengan benar.” - Han Jung Woo
“Tak akan pernah lagi, walaupun aku harus mati, aku tak akan melarikan diri sendiri.” - Han Jung Woo
“Swaaaa… Untuk sesaat, lupakan semua kenangan buruk yang terjadi kemarin, dan marilah buat kenangan baik di hari ini.” - Han Jung Woo
“Saat itu kau berdiri menundukkan kepala, walaupun kau sama sekali tak berdosa. Tapi aku tak akan pernah menundukkan kepala karena (dosa) ayahku. Soo Yeon-ah.. Marilah kita saling mencintai, lebih dari yang sebelumnya.” - Han Jung Woo
“Jika orang memberikan satu-satunya payung yang dibawa saat hari hujan sama dengan memberikan semua yang dimiliki,” - Han Jung Woo
“Menikahlah denganku. Pada saat musim dingin berikutnya, di hari pertama turunnya salju.” - Han Jung Woo
“Jika angin bertiup mulai keras, kita akan saling menghalangi. Jika hujan turun, kita dapat berbagi payung. Di hari pertama turunnya hujan, kita akan bertemu seperti ini. Apa kau ingat? Kita saling memperlihatkan bekas luka kita di tangga saat kita remaja dan kita mentertawakannya. Kita dapat terus melakukan itu. Mari kita lewati saat-saat sulit dengan cinta kita dan menjalani hidup kita seperti itu.” - Han Jung Woo
“Aku tahu bahwa kau tidak mencintaiku. Namun, aku tidak bisa membiarkan kau pergi ... Karena aku ingin melindungimu sampai akhir” - Hyung Joon / Harry
“Karena hanya akulah satu-satunya orang yang kau miliki.” - Hyung Joon / Harry
“Jika hal itu tak dapat berakhir dengan segera, maka lupakanlah hal itu secara perlahan-lahan. Aku akan menolongmu.” - Hyung Joon / Harry
“Soo Yeon ah, walau kau ada di sisiku, aku takut kalau kau kembali ragu. Jangan pernah ragu lagi.” - Hyung Joon / Harry
“Jika aku tak dapat memilikinya, maka tak ada orang yang bisa memilikinya.” - Hyung Joon / Harry
“Walau kau tak mencintaiku, tapi aku masih merasa bahagia. Aku ingin kembali ke masa-masa itu.” - Hyung Joon / Harry
“Jika aku akhirnya harus membunuh semua orang di dunia ini, aku tak akan pernah membunuhmu.” - Hyung Joon / Harry
“Anjing seharusnya hanya memakan apa yang diberikan padanya. Bukan menggigit pemiliknya.” - Han Tae Joon
“Kenapa kau berjalan ditengah hujan seperti anjing gila. Padahal kau membawa payung.” - Ibu Soo Yeon
“Dia berbahaya bahkan suaranya membuatku ingin mati.” - Eun Joo Remaja
“Kalau kau berciuman ketika salju pertama turun kau akan jatuh cinta” - Eun Joo Remaja
“Kalau seorang anak berusia 15 tahun melakukan kesalahan maka kesalahan orang yang mengajarinya itu juga lebih besar.” - Han Tae Joon
“Aku berhenti menjadi detektif karena aku merasa malu. Kalau tersangka berkata 'aku membunuhnya' apa itu berarti korban benar-benar mati? Bukti, keadaan dan petunjuk kasus, apa itu tak ada gunanya?” - Detektif Kim
“Orang yang tahu kebenaran tapi mengabaikannya, itulah orang yang lebih buruk.” - Detektif Kim
“Kalau kau berciuman ketika salju pertama turun kau akan jatuh cinta” - Eun Joo Remaja
“Kalau seorang anak berusia 15 tahun melakukan kesalahan maka kesalahan orang yang mengajarinya itu juga lebih besar.” - Han Tae Joon
“Aku berhenti menjadi detektif karena aku merasa malu. Kalau tersangka berkata 'aku membunuhnya' apa itu berarti korban benar-benar mati? Bukti, keadaan dan petunjuk kasus, apa itu tak ada gunanya?” - Detektif Kim
“Orang yang tahu kebenaran tapi mengabaikannya, itulah orang yang lebih buruk.” - Detektif Kim
“Sudah kubilang kan dunia ini adalah tempat yang menakutkan dan aku juga telah memperingatimu untuk tidak mempertaruhkan nyawa demi orang lain.” - Bibi Choi
“Jika seseorang merasa benci terlalu lama, orang itu akan salah mengira kalau perasaan itu adalah perasaan rindu.” - Harry / Seketaris Park
“Aku menyadarinya saat kemarin. Rasanya mau mati berpikir kalau kau sekarat.” - Detektif Joon
“Walau badannya terbakar dan hatinya membeku, tapi orang langsung mati ketika nafasnya terputus.” - Bibi Choi
“Aku tak ingin menemuimu lagi. Jika aku melihatmu, aku akan teringat banyak hal. Aku ingin melupakan semuanya. Jadi pergilah.” - Ibu Soo Yeon
“Tidakkah ini aneh? Walaupun aku seperti ini (diborgol dan ditahan) aku merasa damai.” - Bibi Choi
“Karena setinggi apapun ia melompat selama 14 tahun ini, Jung Woo akan kembali di bawah bayangan ayahnya.” - Han Tae Joon
“Jika kau berharap tanpa putus asa, harapanmu akan menjadi kenyataan. Mengharaplah dengan melempar kerikil di genangan air.” - Diary Soo Yeon
“Kupikir aku akan gila. Walau kau ada di sampingku, aku selalu memikirkanmu,” - Diary Soo Yeon
“Dengan mengejar bukti yang hanya di depanmu, kau tahu sudah berapa bukti yang kau lewatkan? Pertama-tama, kau harus memahami jalur yang ditempuh si pelaku.” - Kakek Choi
“Semakin muda orang mulai melakukan kejahatan, rasa bersalah orang itu makin lama akan menghilang dan kejahatan yang serupa pun akan berulang.” - Kakek Choi
Written By. Monchan @bwonchel.blogspot.com
TAKE OUT WITH FULL CREDIT!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar