Tittle : After Rain
Author : Mei Chan
Nama FB : Mei Chan (www.facebook.com/Mei.Luph.Korean)
Nama Twitter : @Monchan_Chubbie (https://twitter.com/Monchan_Chubbie)
Blog : bwonchel.blogspot.com
Main Cast :
Juniel as Hanazawa Yui
Kim So Hyun as Hanazawa Yui Remaja (13 tahun)
Park Yoochun as Han Jung Woo
Yeo Jin Goo as Jung Woo Remaja (15 tahun)
Yoon Shi Yoon as MinhoYeo Jin Goo as Jung Woo Remaja (15 tahun)
Park Gun Tae as Minho Remaja (15 tahun)
Other Cast
Do Ji Won as Hanazawa Mi Ran (Ibu Yui, cameo)
Song Ok Sook as Bibi Choi
Jun Kwang Ryul as Paman Choi
Genre : Romance, Sad, Family
Length : -
*NOTE :
Okāsan (Okaa-san) / Haha (formal) = Ibu
Otōsan (Otoo-san) / Chichi (formal) = Ayah
Hai = Iya
watashi wa suki = Aku suka
Oyurushi kudasai = Maafkanlah aku
Oesamchon = Paman (dari pihak ibu)
Arraji? = kau mengerti?
Arigatō gozaimasu = terima kasih
===================================================================
Shibuya, 2000.
Hari pertama di Musim panas, Matahari sedang bersinar dengan cerahnya. Terlihat seorang anak perempuan sedang berjalan dengan riangnya sambil bergandengan tangan dengan Haha-nya. Mereka sedang menuju sebuah Halte Bus terdekat. Gadis kecil itu adalah Hanazawa Yui. Hari itu, Yui dan Ibunya akan pergi mengunjungi makam Otoo-san Yui. Iya, Otoo-san,,, dia sudah meninggal saat Haha-nya sedang mengandungnya 2bulan. Tapi meskipun Yui tidak pernah bertemu dengannya, Yui sudah merasa mengenalnya karena Haha tidak pernah bosan bercerita padanya tentang Otoo-sannya itu.
"Kau suka bajunya, Yui?" tanya sang Ibu
"Hai, watashi wa suki" ucap Yui sambil tersenyum ceria
Karena terlalu senang Yui pun semakin mempercepat langkah kaki kecilnya yang sudah tidak sabar ingin cepat sampai ke Halte Bus. Tanpa sadar, genggaman tangannya terlepas dari sang Okaa-san.
"Yui chan, pelan-pelan sayang!! Berbahaya kalau jalan sendiri," panggil Okaa-san dengan nada cemas
Tiba-tiba terdengar teriakan sang Okaa-san, "Yui awasss,,,," teriak Okaa-san sambil berlari kearah buah hatinya itu.
Sebuah mobil entah datang dari mana, langsung menabrak mereka.
"Semua menjadi gelap, sakit, sesak sekali, apakah ini Okaa-san yang mendekapku begitu erat?" bisiknya dalam hati. Diapun perlahan membuka matanya, dan betapa terkejutnya ia saat melihat darah segar mengalir dari kepala Okaa-san nya itu, dengan tersenyum sang Okaa-san berkata pelan, "Syukurlah ka,,kau,,,". Okaa-san pun langsung tak sadarkan diri, tergeletak disampingnya. Perlahan Yui mencoba bangun untuk melihat keadaan Okaa-san nya, tapi ia tidak bisa berdiri, ia tidak bisa merasakan kaki kirinya. Yui pun melihat baju barunya yang berwarna putih sudah kotor oleh darah, entah itu darah miliknya atau darah dari sang Okaa-san.
Yui pun mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk berdiri tapi tetap tak bisa, iapun justru kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tapi dia tetap berusaha walaupun harus merangkak mendekati tubuh Okaa-san yang terbujur kaku, "Okaa-san,,,, Okaa-san ,,,,, bangunlah!! Buka matamu!!" ucapnya begitu lirih
"Okaa-san,,,, Okaa-san,,,,," teriaknya dalam mimpi. Ah, ternyata itu semua hanyalah mimpi dan Yui pun terbangun dari mimpi buruk itu. Lagi-lagi Yui bermimpi tentang peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Ibunya saat berusaha menyelamatkannya. Dia lihat kedua tangannya yang gemetaran dan tidak terasa air matanya pun terjatuh, "Okaa-san,,, oyurushi kudasai?" ucapnya dengan lirih. Ternyata Yui masih menyimpan rasa bersalah karena dirinyalah Okaa-sannya itu meninggal dunia.
Yui masih belum bisa melupakan kenangan buruk itu, dan hampir setiap malam selama 6tahun ini dia selalu memimpikannya. Benar, sudah 6 tahun berlalu sejak hari itu dan sekarang umurnya sudah 13 tahun. Sekarang ini, dia tinggal bersama Oesamchon berserta Keluarganya di Jeonju, sedangkan rumah yang dulu ia tempati bersama Okaa-san nya di Shibuya telah dijual untuk membiayai operasi serta terapinya pasca kecelakaan agar dia bisa berjalan dengan normal lagi. Walaupun begitu masih ada efek samping yang masih dia rasakan dikaki kirinya itu.
Kring,,, kring,,, bunyi Alarm Yui yang menandakan jam 4pagi, berarti sudah waktunya bagi Yui untuk memulai aktivitas paginya.
"HWAITING!!! KAJJA, HWAITING Yui!!!" ucapnya berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Diapun memulai pekerjaan rumahnya, mulai dari bersih-bersih rumah, mencuci, memasak lalu mengantarkan koran dan susu. Pekerjaan ini harus dia lakukan, karena dia merasa dia harus tahu diri karena telah dibiarkan tinggal dirumah Pamanya secara cuma-cuma dan iapun tahu Istri Oesamchon nya itu sangat membenci dirinya, karena bagi Bibinya itu dirinya itu hanyalah benalu, seperti parasit yang akan selalu membebani suaminya yang hanyalah seorang karyawan bergaji kecil. Setidaknya ini yang bisa ia lakukan untuk mengurangi beban Keluarga barunya itu.
====FlashBack====
"Apa?? Apa kau pikir rumah kita ini panti asuhan?? Kau pikir gajimu cukup untuk menambah 1 mulut lagi untuk diberi makan??" teriak sang Bibi saat melihat Suaminya itu membawa Yui kerumah kecil mereka.
"Istriku!! Dia ini bukan orang lain tapi Jokaku, anak dari adikku Mi Ran. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita. Jadi, biasakan dirimu." ucap sang Oesamchon sambil menggendong keponakannya itu, berlalu meninggalkan Istrinya.
Oesamchon membawa Yui kesebuah kamar di lantai atas, kamar itu bernuansa serba pink, seperti kamar Yui dulu. Benar-benar terlihat cantik.
"Kau jangan dengarkan apa kata Bibimu itu. Mulai sekarang, ini adalah rumahmu dan ini adalah kamarmu. Arraji?" ucap Oesamchon lembut sambil mengelus-elus rambut Yui.
====FlashBack End====
Jam 6.50am, Jeonju Art School.
Akhirnya Yui sampai disekolah juga, "Annyeong haseo" sapanya pada teman-teman yang berada dikelas, tapi seperti biasa tak ada satupun yang menjawab sapaannya itu. Bukannya mereka tidak mendengarnya tapi bagi mereka Yui bukanlah siapa-siapa. Dia hanyalah siswi yang masuk kesekolah karena mendapatkan beasiswa bukan karena latar belakang keluarganya yang orang kaya raya. Jeonju Art School adalah salah satu sekolah yang terkenal serta bergengsi di Korea Selatan dan yang bisa bersekolah disini hanyalah siswa-siswa dari kalangan atas atau siswa yang mendapat beasiswa karena prestasi akademinya, tapi meskipun kau pintar, tidak akan ada yang mau berteman denganmu kalau kau berasal dari kalangan bawah atau lebih tepatnya rakyat jelata. Tapi ya sudahlah itu tidak penting bagi Yui karena yang terpenting baginya adalah dia bisa bersekolah tanpa menyusahkan Keluarga Pamannya.
"Annyeong Haseo, pagi ini kita kedatangan teman baru pindahan dari Perancis, kajja masuklah," ucap Pak Guru yang membuat penasaran seluruh kelas.
Seorang namja pun masuk lalu memperkenalkan diri dalam bahasa yang sangat asing bagi seisi kelas,"Bonjour, Présenter mon nom est Minho heureux de vous rencontrer". Nama Namja itu adalah Minho dan dia murid pindahan dari salah satu Sekolah terkenal di Perancis.
Sadar kalau dia bukan lagi berada di Perancis, maka Minho kembali memperkenalkan diri menggunakan bahasa Korea, "Pardonnez-moi, Jeo neun Minho ieyo. Mannaseo bangapseummnida" ucap Minho sambil menunduk memberi salam.
Lalu Pak Guru menyuruh murid baru itu untuk duduk dibangku yang masih kosong, yang tepat berada dibelakang bangku Yui.
Kedatangan Minho membuat heboh Jeonju Art School, tapi bukan karena dia murid pindahan dari Perancis melainkan karena wajahnya yang rupawan dan pewaris tunggal dari Perusahaan Samsung Electronics.
Teng,,, teng,,, teng,,,, bel tanda istirahatpun berbunyi dan begitu Pak Guru keluar, para Yeoja langsung menghampiri tempat duduk Minho. Mereka saling berebut ingin berkenalan dan melihat langsung wajah Minho dari dekat, seperti seorang fans yang berebut melihat idola kesayangannya.
Karena merasa risih dan terganggu akan tingkah teman-teman sekelasnya itu, maka Yui pun pergi kesalah satu tempat favoritnya disekolah sambil membawa buku sketsa dan Ipod-nya. Setelah ± 5menit menapaki tangga sekolah, akhirnya Yui pun sampai di atap sekolah dan disana ia melihat seseorang sedang tertidur. Perlahan ia menghampiri orang itu lalu duduk disampingnya, meliriknya sebentar lalu tersenyum kecil saat memandang wajah orang itu. Wajah yang tidak asing baginya, yang selalu ada untuknya, yang membuatnya bisa melewati hari-harinya di Jeonju Art School. Dia adalah Han Jung Woo, Putra tunggal dari Pemilik beberapa Hotel Bintang 5 yang tersebar di Korea Selatan tapi meskipun Han Jung Woo putra seorang milyarder, dia tidak pernah memamerkan kekayaannya itu bahkan Jung Woo tidak memiliki seorang temanpun di Jeonju Art School kecuali Yui. Tapi itu bukannya tidak ada yang mau berteman denganya tapi itu justru karena Jung Woo yang menutup diri dari orang-orang disekitarnya.
Di sekolah, Jung Woo terkenal sebagai preman bodoh karena dia suka sekali berkelahi dan tidak pernah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Guru padanya. Meskipun begitu, tak akan ada satupun Guru bahkan Kepala Sekolah yang berani menghukumnya ataupun mengeluarkannya dari kelas bahkan dari sekolah dan itu semua karena Ayah Jung Woo yaitu Tuan Han Tae Jong adalah penyumbang dana terbesar dan penyedia berbagai fasilitas yang ada disekolah.
Tetapi yang tidak diketahui semua orang adalah bahwa hubungan ayah dan anak ini kurang harmonis sejak Ibu Jung Woo meninggal dunia saat Jung Woo berusia 8 tahun. Disekolah Han Jung Woo dan Hanazawa Yui dijuluki sebagai pasangan orang aneh, mereka dijuluki pangeran bodoh dan putri kodok. Tapi julukan itu sama sekali tidak mengganggu mereka ataupun membuat Jung Woo maupun Yui marah.
"Jung Woo-ya, apa menurutmu anak baru itu sama seperti yang lainnya?" , tanya Yui penuh harap tapi seperti biasa Jung Woo hanya diam, dia hanya menutup mata dan pura-pura tertidur.
Namun tiba-tiba, "Apa aku saja tidak cukup?" ucap Jung Woo yang justru balik bertanya. Dan dengan tersenyum, Yui menjawab dengan penuh keyakinan "Cukup, asalkan ada kau itu sudah cukup bagiku".
Tanpa mereka sadari ada yang sedang mengawasi mereka dari balik pintu. Teng,,, teng,,, teng,, bel tanda masuk pun berbunyi, Yui pun mengajak Jung Woo untuk segera kembali ke kelas. Saat sampai dikelas, ternyata suasananya masih sama seperti waktu Yui meninggalkannya, para Yeoja masih sibuk tebar pesona dihadapan murid baru itu.
Yui pun melangkahkan kakinya menuju bangkunya yang ternyata sedang dipakai seorang gadis populer di Jeonju Art School, SeNa. Sena adalah gadis yang sangat cantik dan jadi pujaan di antara para Namja disekolah dan dia juga berasal dari keluarga yang sangat terpandang di Jeonju.
"Mian hamnida, bisa aku meminta bangkuku kembali?" pinta Yui dengan sopan pada Sena, tapi Sena hanya tersenyum sinis.
"Apa? Bangkumu? Apa tidak salah? Apa pantas kau bilang ini bangkumu, sedangkan kau bisa bersekolah disini gratis." jawab Sena sambil menyindir Yui tapi Yui hanya membalasnya dengan senyuman karena Yui sudah terbiasa mendengar sindiran itu jadi Yui sama sekali tidak merasa sakit hati saat Sena menyindirnya untuk yang kesekian kalinya. Jung Woo yang dari tadi hanya mendengarkan mencoba menahan amarahnya sambil mengepalkan kedua tangannya tapi Yui justru berterima kasih atas ejekan Sena dan malah kembali meminta dengan sopan.
"Sebaiknya kau kembali ke kelas, karena bel sudah berbunyi sejak tadi, dan kau putri kodok, duduklah!" ucap Minho tiba-tiba, yang membuat Sena mau tidak mau kembali ke kelasnya.
"Ne, baiklah jika oppa yang meminta. Kajja, teman-teman kita kembali kekelas, to mannapsida Minho oppa!" jawab Sena sambil berlalu pergi.
"Jung Woo-ya, apa menurutmu anak baru itu sama seperti yang lainnya?" , tanya Yui penuh harap tapi seperti biasa Jung Woo hanya diam, dia hanya menutup mata dan pura-pura tertidur.
Namun tiba-tiba, "Apa aku saja tidak cukup?" ucap Jung Woo yang justru balik bertanya. Dan dengan tersenyum, Yui menjawab dengan penuh keyakinan "Cukup, asalkan ada kau itu sudah cukup bagiku".
Tanpa mereka sadari ada yang sedang mengawasi mereka dari balik pintu. Teng,,, teng,,, teng,, bel tanda masuk pun berbunyi, Yui pun mengajak Jung Woo untuk segera kembali ke kelas. Saat sampai dikelas, ternyata suasananya masih sama seperti waktu Yui meninggalkannya, para Yeoja masih sibuk tebar pesona dihadapan murid baru itu.
Yui pun melangkahkan kakinya menuju bangkunya yang ternyata sedang dipakai seorang gadis populer di Jeonju Art School, SeNa. Sena adalah gadis yang sangat cantik dan jadi pujaan di antara para Namja disekolah dan dia juga berasal dari keluarga yang sangat terpandang di Jeonju.
"Mian hamnida, bisa aku meminta bangkuku kembali?" pinta Yui dengan sopan pada Sena, tapi Sena hanya tersenyum sinis.
"Apa? Bangkumu? Apa tidak salah? Apa pantas kau bilang ini bangkumu, sedangkan kau bisa bersekolah disini gratis." jawab Sena sambil menyindir Yui tapi Yui hanya membalasnya dengan senyuman karena Yui sudah terbiasa mendengar sindiran itu jadi Yui sama sekali tidak merasa sakit hati saat Sena menyindirnya untuk yang kesekian kalinya. Jung Woo yang dari tadi hanya mendengarkan mencoba menahan amarahnya sambil mengepalkan kedua tangannya tapi Yui justru berterima kasih atas ejekan Sena dan malah kembali meminta dengan sopan.
"Sebaiknya kau kembali ke kelas, karena bel sudah berbunyi sejak tadi, dan kau putri kodok, duduklah!" ucap Minho tiba-tiba, yang membuat Sena mau tidak mau kembali ke kelasnya.
"Ne, baiklah jika oppa yang meminta. Kajja, teman-teman kita kembali kekelas, to mannapsida Minho oppa!" jawab Sena sambil berlalu pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar